Sejarah Persija Jakarta
Persija Jakarta (Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta) adalah salah satu klub sepak bola tertua dan paling sukses di Indonesia. Didirikan pada 28 November 1928 dengan nama VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta), klub ini awalnya merupakan gabungan dari beberapa klub sepak bola lokal di Jakarta (yang saat itu masih bernama Batavia).
Era Kolonial dan Awal Kemerdekaan (1928-1950)
Pada masa kolonial Belanda, VIJ menjadi simbol perlawanan dan identitas bangsa Indonesia melalui sepak bola. Klub ini berpartisipasi dalam kompetisi NIVB (Nederlands Indische Voetbal Bond) dan menjadi salah satu klub pribumi yang mampu bersaing dengan klub-klub Belanda. Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, VIJ berubah nama menjadi Persija Jakarta pada tahun 1950, menyesuaikan dengan era baru Indonesia yang merdeka.
Era Perserikatan (1950-1994)
Di era Perserikatan, Persija Jakarta menjadi salah satu kekuatan dominan. Klub ini berhasil menjuarai kompetisi Perserikatan sebanyak 9 kali (1954, 1964, 1973, 1975, 1976, 1977, 1978, 1979, dan 1994). Periode 1970-an menjadi masa keemasan Persija dengan berhasil menjuarai kompetisi lima kali berturut-turut. Pada masa ini, Persija melahirkan banyak pemain legenda seperti Ronny Pattinasarani, Risdianto, dan Iswadi Idris.
Era Liga Indonesia (1994-Sekarang)
Setelah pembentukan Liga Indonesia pada tahun 1994 yang menggabungkan kompetisi Perserikatan dan Galatama, Persija Jakarta terus menjadi salah satu klub elit di persepakbolaan Indonesia. Persija berhasil menjuarai Liga Indonesia pada musim 2001 dan 2018. Selain itu, klub ini juga memenangkan Piala Indonesia pada tahun 2005 dan Piala Presiden pada tahun 2018.
Sepanjang sejarahnya, Persija Jakarta telah menjadi klub yang konsisten berkompetisi di level tertinggi sepak bola Indonesia. Dengan julukan "Macan Kemayoran", klub ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kota Jakarta dan budaya sepak bola Indonesia.

Stadion dan Markas
Sepanjang sejarahnya, Persija Jakarta telah menggunakan beberapa stadion sebagai kandang, termasuk Stadion Persija (Menteng), Stadion Lebak Bulus, dan Stadion Utama Gelora Bung Karno. Sejak 2022, Persija memiliki kandang baru yang megah yaitu Jakarta International Stadium (JIS) dengan kapasitas 82.000 penonton, menjadikannya salah satu stadion terbesar di Asia Tenggara.
Pendirian VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta)
Cikal bakal Persija Jakarta didirikan pada 28 November 1928 di Batavia (Jakarta) sebagai gabungan beberapa klub lokal.
Perubahan Nama Menjadi Persija Jakarta
Setelah kemerdekaan Indonesia, VIJ berganti nama menjadi Persija Jakarta dan mulai berkompetisi di Perserikatan.
Era Keemasan Persija
Persija menjadi klub dominan dengan menjuarai Perserikatan lima kali berturut-turut (1975-1979).
Juara Liga Indonesia Pertama
Persija menjuarai Liga Indonesia untuk pertama kalinya di era profesional.
Double Winner
Persija menjadi juara Liga 1 dan Piala Presiden, mencatatkan prestasi dobel winner.
Kandang Baru: Jakarta International Stadium
Persija mendapatkan kandang baru yang megah dengan kapasitas 82.000 penonton.
Sejarah TheJakMania
TheJakMania adalah kelompok suporter resmi Persija Jakarta yang didirikan pada tanggal 19 Desember 1997. Kelahiran TheJakMania tidak bisa dilepaskan dari kondisi persepakbolaan Indonesia saat itu, di mana Liga Indonesia mulai berkembang dan kebutuhan akan dukungan yang terorganisir untuk klub semakin dirasakan.

Awal Pembentukan (1997-2000)
TheJakMania didirikan oleh sekelompok pemuda Jakarta yang memiliki kecintaan terhadap Persija Jakarta. Pada awalnya, kelompok ini hanya beranggotakan puluhan orang yang secara rutin mendukung Persija dalam setiap pertandingan. Nama "Jak" diambil dari kata Jakarta, sedangkan "Mania" menggambarkan kegilaan dan kecintaan mereka terhadap Persija.
Warna oranye dipilih sebagai identitas utama karena merupakan warna kebesaran Persija Jakarta. Di awal pembentukannya, TheJakMania belum memiliki struktur organisasi yang formal dan masih bergerak secara sederhana.
Masa Perkembangan (2000-2010)
Pada periode ini, TheJakMania mulai tumbuh pesat. Keberhasilan Persija menjuarai Liga Indonesia 2001 menjadi katalisator pertumbuhan anggota TheJakMania secara signifikan. Pada masa ini, TheJakMania mulai memiliki struktur organisasi yang lebih formal dan membentuk koordinator wilayah di berbagai area Jakarta dan sekitarnya.
TheJakMania juga mulai mengembangkan chant (yel-yel) dan koreografi yang khas, terinspirasi dari gaya suporter Eropa dan Amerika Latin. Kelompok ini juga mulai dikenal dengan loyalitas dan kehadirannya yang masif di setiap pertandingan Persija, baik kandang maupun tandang.

Era Modern (2010-Sekarang)
Pada era modern, TheJakMania telah berkembang menjadi salah satu kelompok suporter terbesar di Indonesia dengan jumlah anggota mencapai ratusan ribu orang. Struktur organisasi semakin matang dengan pembagian wilayah yang terorganisir dan program-program yang terencana dengan baik.
TheJakMania juga semakin dikenal dengan koreo dan tifo (koreografi visual berskala besar) yang spektakuler, terutama pada pertandingan-pertandingan besar seperti Derby Jakarta melawan Persib Bandung. Selain mendukung Persija di lapangan, TheJakMania juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial, seperti penggalangan dana untuk korban bencana alam, donor darah, dan bantuan pendidikan.
Puncak kebanggaan TheJakMania terjadi pada tahun 2018 ketika Persija Jakarta berhasil menjuarai Liga 1 setelah penantian panjang selama 17 tahun. Ribuan anggota TheJakMania memenuhi Stadion Utama Gelora Bung Karno untuk menyaksikan momen bersejarah tersebut.
Filosofi dan Nilai
TheJakMania memiliki filosofi "Satu dalam keberagaman" yang menggambarkan persatuan anggotanya yang berasal dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi, dan agama. Kelompok suporter ini juga memiliki nilai-nilai loyalitas, sportivitas, dan kebanggaan terhadap kota Jakarta.
TheJakMania telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Persija Jakarta dan kota Jakarta. Kehadiran mereka di stadion tidak hanya memberikan dukungan moral bagi para pemain, tetapi juga menciptakan atmosfer yang spektakuler dan mengintimidasi bagi lawan.
Kelahiran TheJakMania
TheJakMania didirikan pada 19 Desember 1997 oleh sekelompok pemuda Jakarta yang mencintai Persija.
Pertumbuhan Masif
Seiring dengan keberhasilan Persija menjuarai Liga Indonesia, TheJakMania mengalami pertumbuhan anggota yang signifikan.
Penampilan di AFC
TheJakMania mendukung Persija di kompetisi AFC Champions League untuk pertama kalinya.
Koreografi Spektakuler
TheJakMania mulai dikenal dengan koreografi dan tifo spektakuler yang menghiasi stadion saat Persija bermain.
Puncak Kebanggaan
TheJakMania merayakan keberhasilan Persija menjuarai Liga 1 2018 setelah penantian panjang 17 tahun.
Era Baru di JIS
TheJakMania mendukung Persija di kandang baru Jakarta International Stadium, membuka era baru bagi suporter.